Rabu, 23 Januari 2019

Bicaralah Apa Adanya

Bicara jujur, apa adanya dengan orang lain akan membawa kesan yang sulit dilupakan. Bahkan gaya dan perilaku kejujuran itu akan melekat dalam ingatan. Sebab ciri khas dari gaya kejujuran seseorang itulah brandingnya. Jika anda orang Muntilan kok cerita tentang Indonesia saya kira itu akan membuat kesan sombong sok tau. Tapi jika anda orang Muntilan cerita tentang sungai yang tak lagi indah, burung yang tak lagi terdengar kicaunya atau mungkin pengajian yang tak lagi ada anak mudanya, inilah yang akan masuk dalam alam bawah sadarnya. Alam yang subur tapi belum ditemukan keindahan yang memberikan hasil ekonomi merata. Banyak sawah tetapi belum tergarap dengan sesuai harapan. Jika anda seorang guru kemudian bercerita betapa jauhnya perbedaan siswa sekarang dengan jaman dahulu, dilihat dari kepatuhan terhadap orang tua, maka itulah yang akan membawa anda dalam dunia mereka. Jika anda merasakan sulitnya mendapat subsidi tani maka cerita tentang persamaan nasib itulah yang akan membuka kesadaran. Penderitaan yang dialami akan membuka emphaty dan jalan pikiran sehat, sebab cerita itu mengurai tentang kisah perjalanan perjuangan anda di tanah bumi domisili anda. Mengajak orang untuk bermimpi lebih mengesankan daripada mengajak orang untuk mendengar kampanye anda. Inilah strategi memikat hati agar orang pekewuh atau sungkan menilai kelemahan anda. Jadi berceritalah dengan tulus dan jujur apa yang anda rasakan saat ini. Karakter orang Magelang lebih suka yang indah, kisah yang indah, romantis mengesankan meski dalam keadaan sedih. Maka berbicara dengan gaya yang runtut mengisahkan tentang nasib dan impian sepertinya ini akan membuat suasana santai dan berlama-lama untuk berbagi cerita.Sesekali juga memuji kerhasilanya dalam bakulan, bertani bahkan ketika menjadi tokoh, misal mudin, kiayi, atau pengurus RT. Nah, mari kita mecoba dalam setiap pertemuan kepada siapapun dalam rangka kita ingin berbagi cerita, aktif untuk tersenyum, sebagai bumbu dari komunikasi non verbal. Sikap tersenyum pandangan yang fokus pada orang lain inilah yang membuat terpikat pada seduluran. Mendengar apa yang mereka kisahkan, tidak menggurui apa yang menjadi kesalahan adalah sikap yang santun. Selalu iba bila mendengar kisah yang memprihatinkan. Sebab tanpa disuruh bila komunikasi sudah terjalin dari kesadaran maka orang lain dengan sendirinya akan mengisahkan keluhanya. Jangan sesekali menggurui jika anda bukan asli Magelang, karena secara kultural kasta jawa orang magelang jika dalam kelompok masyarakat cenderung mudah berpaling. Silahkan mencoba...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar