Barometer kefahaman bagi saya tak sekedar deretan rangking dan manipulasi nilai yang bisa dibuat. Mengutip istilah Anies Baswedan dan master coach Masruhul Amri Phd ,manusia berkarakter adalah mereka yang mempunyai sense of change dalam diri. Learn after lost... Selalu belajar dari kegagalan. Bertahap namun kreatif. Kalau sahabat saya mengistilahkan menguasai keadaan bukan dikuasai keadaan.
Ini artinya sebuah pemikiran menjadi hal kedua setelah sikap. Maka maju dan tidakknya seseorang dapat dilihat dari bagaimana mengelola pikiran dan sikapnya. Apakah cara berfikir dapat mengubah langkah kritis,kreatif dan inofativ? Atau justru pola pikir itu menjadikan lupa dengan perubahan? Setiap orang mempunyai hak untuk memilih jalan kreatifnya. Secara formal dengan multi tesis. Namun bukan berarti multi tesis itu menjadikan seseorang cerdas dan kreatif.
Sederhana saja selalu belajar hingga faham, sebab saya meyakini memahami akan meningkatkan kualitas dan potensi diri secara sistemik. Jadi tidak sekedar mengerti saja tapi meninggalkan pemahaman. Meraih karir tidak selalu melewati jalur formal. Bahkan justru melalui jalur non formal bagi orang yang sadar, akan memberi energy untuk membuktikan eksistensinya. Jadi mulai dari diri sendirilah memahami kualitas diri itu. Menjadi diri sendiri bukan menjadi orang lain. Menilai diri sendiri lebih arif daripada menilai orang lain.
Saya memang tidak lulus srcara formal tapi saya bangga bisa meluluskan kreator,pelopor,dan karya yang tak kalah dengan mereka yang bangga dengan formalitas. Saya bangga dengan kelemahan saya menjadikan orang menilai tentang saya.
Tak perlu banyak membanggakan formalitas sebab saya sadar hadirnya ilmu melewati cibiran dan hinaan. Semakin banyak cibiran hadirlah enegy besar itu untuk lebih sportif dan inovatif. Bertemu dengan seorang guru menambah semangat untuk mengejar mimpi.
Berfikirlah bahwa gunung itu dekat bukan malah berfikir gunung itu tinggi....
Untuk seorang dosen di simpang siur...
Ini artinya sebuah pemikiran menjadi hal kedua setelah sikap. Maka maju dan tidakknya seseorang dapat dilihat dari bagaimana mengelola pikiran dan sikapnya. Apakah cara berfikir dapat mengubah langkah kritis,kreatif dan inofativ? Atau justru pola pikir itu menjadikan lupa dengan perubahan? Setiap orang mempunyai hak untuk memilih jalan kreatifnya. Secara formal dengan multi tesis. Namun bukan berarti multi tesis itu menjadikan seseorang cerdas dan kreatif.
Sederhana saja selalu belajar hingga faham, sebab saya meyakini memahami akan meningkatkan kualitas dan potensi diri secara sistemik. Jadi tidak sekedar mengerti saja tapi meninggalkan pemahaman. Meraih karir tidak selalu melewati jalur formal. Bahkan justru melalui jalur non formal bagi orang yang sadar, akan memberi energy untuk membuktikan eksistensinya. Jadi mulai dari diri sendirilah memahami kualitas diri itu. Menjadi diri sendiri bukan menjadi orang lain. Menilai diri sendiri lebih arif daripada menilai orang lain.
Saya memang tidak lulus srcara formal tapi saya bangga bisa meluluskan kreator,pelopor,dan karya yang tak kalah dengan mereka yang bangga dengan formalitas. Saya bangga dengan kelemahan saya menjadikan orang menilai tentang saya.
Tak perlu banyak membanggakan formalitas sebab saya sadar hadirnya ilmu melewati cibiran dan hinaan. Semakin banyak cibiran hadirlah enegy besar itu untuk lebih sportif dan inovatif. Bertemu dengan seorang guru menambah semangat untuk mengejar mimpi.
Berfikirlah bahwa gunung itu dekat bukan malah berfikir gunung itu tinggi....
Untuk seorang dosen di simpang siur...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar